Suplai Beras Organik Untuk Asian Games
BERAS ORGANIK: Komoditas andalan Kabupaten OKU Timur yakni beras organik akan menyuplai konsumsi Asian Games |
MARTAPURA,TL
- Dalam rangka percepatan pembangunan kawasan desa dan daerah,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) terus
menggalang berbagai pihak untuk terlibat dan berkontribusi dalam
pengembangan program unggulan kawasan pedesaan.
Pemkab OKU Timur yang
diundang dalam penandatanganan naskah pola kemitraan dengan
sejumlah perusahaan dan juga Kementerian PDTT menemukan sejumlah kesepakatan.
Seperti beras organik dijadikan konsumsi Asian Games mendatang.
“Bupati langsung yang
MoU dengan kementerian dan perusahaan yang hadir dalam kegiatan di Jakarta,” kata
Kepala DPMD OKU Timur, Rusman SE MM saat dikonfirmasi (23/3/2018).
Untuk OKU Timur sendiri,
sambung Rusman supali beras organik berasal dari tiga desa yakni Desa Sumber
Suko, Trimo Harjo dan Desa Talang Kemiri. Selain itu, tiga desa ini juga akan
mendapatkan bantuan mesin perontok hingga menjadi beras organik dari
Kementerian PDTT.
“Jadi mesin beras
organik ini dalam waktu dekat akan dikirim ke OKU Timur. Guna mempermudah
memproduksi beras organik. Kapasitas mesin ini 1 cold diesel,” ucapnya.
Mesin ini nantinya akan
dikelola BUMDes bersama tiga desa penghasil beras organik. "Jadi bukan
satu desa saja yang memilikinya namun bersama-sama," terangnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda dan Litbang, Ir Tubagus Sunarseno
mengatakan tiap tahunnya Bumi Sebiduk
Sehaluan bisa menghasilkan beras organik sebanyak 367 ton dari 78 hektar sawah
yang ada di OKU Timur. Dimana sawah-sawah tersebut terdapat di 5 kecamatan,
yaitu Belitang, Belitang II, Belitang III, BP Peliung dan Buay Madang,
“Produksi rata-rata
perhektar sawah bisa menghasilkan 4,7 ton beras organik, dan angka itu cukup
besar hasil dari organik ini,” ungkap Tubagus.
Khusus untuk Asian
Games, OKU Timur satu-satunya kabupaten sebagai produsen beras organik yang
akan digunakan selama perhelatan akbar tersebut. Dan tentu itu akan
meningkatkan penghasilan rakyat OKU
Timur sekaligus mempromosikan komoditas andalan.
“Targetnya tahun depan petani
dapat menghasilkan lebih banyak beras organik. Sebab, beras ini sangat
menjanjikan karena bisa diekspor dan ada perusahaan yang siap mengekspor beras
organik kita keluar negeri,” ucapnya.
Untuk pasaran beras
organik, sambung Tubagus, saat ini dipasaran harganya paling murah Rp 15 ribu
perkilogramnya. “Artinya nilai tambah yang diterima lebih besar jika
dibandingkan beras non organik. Bupati juga sudah mengarahkan petani untuk
menanam beras organik,” pungkasnya. (lay)
Posting Komentar