News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Meroket, Harga Beras di OKU Tak Terkontrol

Meroket, Harga Beras di OKU Tak Terkontrol

BATURAJA-Harga beras di Kabupaten OKU beberapa bulan ini terus merangkak naik. Hal itu membuat warga mengeluh. Sebab, akibat kenaikan harga tersebut berdampak membengkaknya biaya kebutuhan mereka.

“Kalau dulu Rp8 ribu sudah dapat beras 1 kilogram  yang lumayan bagus. Tapi, kalau sekarang jangan diharap. Dari harga Rp8 ribu kini bisa tembus Rp10 ribu lebih perkilonya,” kata salahsatu warga Baturaja, Lia.

Dirinya berharap, pemerintah bisa mengatasi masalah tersebut. Terlebih, beberapa bahan pokok lainnya sebelumnya juga sudah mengalami kenaikan. “Kalau semuanya harga kebutuhan pokok, kehidupan bisa semakin susah. Mana tanggung jawab pemerintah mengatasi masalah ini,” ucapnya.

Sementara, salahsatu pedagang beras di Baturaja, Eno mengakui harga beras beberapa waktu ini terus mengalami kenaikan. Dimana beras kualitas sedang yang sebelumnya dijual Rp9 ribu perkilogram, kini tembus Rp11 ribu perkilogram.

Kemudian, beras kualitas bagus seperti merk Pandan Wangi yang sebelumnya dijual Rp12 ribu perkilogramnya. Kini bisa tembus hingga Rp15 ribu perkilogramnya. “Batrang memang agak sulit. Tidak seperti dulu. Namun, tidak langka,” ujarnya.

Menurut informasi dari agen sambungnya naiknnya harga beras diduga disebabkan akibat gagal panen petani padi. Terutama di daerah penghasil beras. Seperti di kawasan Belitang, Kabupaten OKU Timur. “Gagal panen karena cuaca,” sambungnya.

Pedagang beras lainnya, Herbet mengatakan akibat tingginya harga beras, pihaknya tidak seperti waktu harga belum naik. Dimana, sebelumnya, pengecer bisa mengambil barang terlebih dahulu. Kemudian, baru dibayar berapa barang yang laku.

“Kalau sekarang tidak bisa lagi seperti itu. Harus bayar dimuka, baru bisa mendapatkan barang untuk kami jual. Tidak tahu apa masalahnya. Mungkin, agen takut barang tersebut tidak laku,” pungkasnya.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar